CILACAP - Anggraeni adalah seorang Guru Pengarak sekaligus Guru pengajar di Sekolah Dasar SD Negeri Sidanegara 05 Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah.
Program Guru Penggerak berfokus pada pengerak pertama yang berpusat pada Murid dan pengembangan Holistik, yaitu pelatihan yang menekankan pada Kepemimpinan Instruksional melalui On-The-Job Coaching dan Pendekatan Formatif dan berbasis pengembangan, serta Kolaboratif dengan pendekatan Sekolah menyeluruh.
Kementrian Pendidikan dam Kebudayaan Republik Indonesia Kementdikbud RI meluncurkan Merdeka Belajar Episode 5 dan Guru Penggerak, bertujuan agar tenaga pendidik Indonesia menjadi pemimpin pendidikan di masa depan yang dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang Unggul untuk pembangunan nasional.
Anggraeni Dwi Retnosari S.pd merupakan salah satu orang Guru pengerak yang sederhana, Suka bersahabat serta dalam waktu luangnya suka bercocok tanam.
Adapun dia juga pernah membuat karya tulis sebanyak 2 (dua) Buku yaitu dengan judul pengambilan keputusan bersama dengan Diskusi Tutor Sebaya dan Buku satunya Adalah Belaja Perubahan Energi Bunyi Dengan Diskusi.
Dalam pengabdianya sebagai Guru Penggerak di SDN sidanegara Cilacap Tengah, dirinya selalu berfikir dan berusaha bagaimana caranya memotivasi anak didiknya agar belajar disiplin dan tanggung jawab.Baginya pendidikan adalah hal yang sangat penting untuk Masa depan, dalam kehidupan untuk kemajuan suatu bangsa.
Anggaraeny berharap anak-anak didiknya nanti dapat berprestasi, menjadi orang yang berguna bagi Nusa dan bangsa serta membanggakan orang tuanya.Mereka Anak didik adalah Generasi masa depan kita harus didik sebaik mungkin sebagai penggati kita nanti.
Dia juga pernah membuat penelitian atau karya ilmiah yaitu JURNAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS tentang kegiatan Ekonomi dalam tema Berbagai pekerjaa melalui Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learing (CTL) pada Siswa kelas 4-B semester 1 SDN Sidanegara 09 tahun ajaran 2018/2019.
Oleh : ANGGRAENY DWI RETNOSARI, S.Pd.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Salah satu mata pelajaran yang mengandung banyak materi hafalan dan penlalaran adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Khususnya di sekolah dasar, materi IPS diajarkan secara terpadu yang mencakup keseluruhan aspek kehidupan sosial yang dialami seseorang. Karena cakupan materi yang luas dan bersifat hafalan dan penalaran inilah peneliti lebih sering menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran dan sesekali diselingi tanya jawab.
Ketika peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya tidak ada satupun siswa yang bertanya. Ketika peneliti melontarkan pertanyaan siswa ragu-ragu untuk menjawab.
Beberapa siswa yang tergolong pandai baru menjawab setelah ditunjuk oleh peneliti. Selanjutnya kegiatan siswa yaitu menjawab soal-soal LKS yang lebih sering dikerjakan secara individual. Setelah selesai dilanjutkan koreksi dan pembahasan oleh peneliti.
Peneliti baru menyadari bahwa untuk menjelaskan dan memberikan Peneliti baru menyadari bahwa untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman tentang Kegiatan Ekonomi seperti: produksi, distribusi, konsumsi dan berbagai jenis pekerjaan bukan perkara yang mudah.
Mengejar selesainya materi tanpa memperdulikan faktor psikologi belajar siswa, kemampuan kognitif siswa serta tingkat pemahaman siswa. Keadaan ini terlihat pada hasil evaluasi pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang termuat dalam materi kegiatan ekonomi dalam tema berbagai pekerjaan, dari 29 siswa hanya 5 siswa yang mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 75. Berarti hanya 17, 24% saja yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 0. Nilai rata-rata kelas mencapai 39, 31.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tampaknya siswa kurang bersemangat/antusias dalam mengikuti pembelajaran dan hal ini berpengaruh pada hasil belajar yang tidak optimal. Minat siswa berkaitan erat dengan motivasi belajar dan minat siswa. Berbagai penelitian telah menghubungkan motivasi dengan pencapaian prestasi. Menurut Atkinson dalam Mikarsa, (2007: 36) menjelaskan orang yang memiliki motivasi berprestasi memiliki harapan lebih besar untuk berhasil daripada orang yang takut akan kegagalan.
Dari penyebab munculnya masalah tersebut diperlukan adanya solusi yang tidak parsial tetapi yang komprehensif. Masalah tersebut harus dipandang sebagai masalah yang utuh dan tidak terpisahkan. Dari berbagai sumber yang peneliti dapat secara sederhana alternatif pemecahan yang peneliti tawarkan adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang monoton dan membosankan dapat inovasikan dengan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL).
2) Lemahnya ingatan siswa dapat diatasi dengan kegiatan pembelajaran bermakna, dan 3) Rendahnya minat siswa diatasi dengan menciptakan kondisi pembelajarn yang ideal (kreatif, inovatif, dan menyenangkan).
Rumusan Masalah
Berdasarkan alternatif pemecahan masalah diatas, maka masalah yang menjadi fokus perbaikan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama dan motivasi siswa dalam pembelajaran IPS pada siswa kelas IV-B SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019?
Apakah penerapan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi pada tema Berbagai Pekerjaan di kelas IV-B SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019?
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui efektifitas penerapkan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) guna meningkatkan keaktifan, kerjasama dan motivasi siswa pada pembelajaran IPS Materi kegiatan ekonomi
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kegiatan ekonomi di kelas IV-B SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019.
KAJIAN PUSTAKA
Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL), Elaine B. Johnson (2009: 57) berpendapat bahwa “CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan dengan menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa”.
Trianto (2009: 107) menjabarkan pendekatan kontekstual sebagai berikut:
“Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)”.
Wina Sanjaya (2008, 109) mengemukakan bahwa Contextual Teaching and learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa “pendekatan kontekstual merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa antara pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran sehingga benar-benar menghasilkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien".
Kegiatan Ekonomi
Menurut Angi St Anggari (2017: 88) dalam Buku Siswa Tema Berbagai Pekerjaan menyebutkan bahwa kegiatan ekonomi adalah kegiatan jual beli yang dilakukan oleh pemilik barang dan pembeli barang. Contohnya Ikan hasil tangkapan dijual ke pedagang ikan di pelelangan ikan. Dari tempat pelelangan itulah, ikan dikirim ke pasar-pasar dan akhirnya dibeli oleh konsumen.
Gambar 1. Kegiatan Ekonomi (Produksi-Distribusi-Konsumsi)
Menurut Nurhadi (2009: 53) menjelaskan Ekonomi berasal dari kata Yunani, yaitu oikosyang artinya keluarga dan nomosyang berarti peraturan. Jadi ekonomi dapat diartikan sebagai aturan rumah tangga. Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Untuk memenuhi kebutuhannya dan mencapai kemakmuran masyarakat perlu me lakukan usaha-usaha perekonomian.
Kerangka Berpikir
Gambar 2. Kerangka Berfikir PTK
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan hipotesis tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
Penerapkan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) yang tepat dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tentang kegiatan ekonomi pada siswa kelas IV-B SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019.
Penggunaan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang kegiatan ekonomi di kelas IV-B SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Class Room Action Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipasif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru yang berujung pada peningkatan hasil belajar siswa (Kusumah, 2010:9).
Setting Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V SDN Sidanegara 09. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV-B SDN Sidanegara 09. Kecamatan Cilacap Tengah yang berjumlah 29 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan yakni mulai bulan Juli sampai dengan Desember 2018 dalam Tahun Pelajaran 2018/2019. dengan rincian.
Tabel
Tabel 1.Jadwal kegiatan PTK
Prosedur/siklus penelitian
Ide pokok dari penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran IPS. Ada tiga pengertian yang dapat diterangkan mengenai penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi (2006: 2) yaitu:
(1) Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu onjek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
(2) Tindakan, menunnjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
(3) Kelas, dalam hal ini tidak terikat pada ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Menurut Padmono (1999: 34) Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu. Gambaran siklus penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah mengacu pada gagasan Kemmis dan Taggart seperti pada gambar :
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas Spiral Kemmis dan Taggart
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan tersebut, dilakukan dengan cara: pengamatan, diskusi, tes, dan kajian dokumen. Pengamatan dilakukan oleh Siti Wijayanti, S.Pd.SD beliau seorang rekan guru. Teknik pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan terstruktur yaitu pengamatan dibekali dengan lembar pengamatan yang telah disepakati, yang berisi tentang aspek-aspek yang perlu diamati sehingga menghasilkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Hal-hal yang diamati antara lain meliputi: (1) aktifitas siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi keaktifan, kerjasama dan motivasi belajar, (2) kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang terkumpul antara lain dengan teknik deskriptif komparatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif yang berupa angka-angka/ nilai hasil belajar. Nilai-nilai tersebut dibandingkan dari studi awal, siklus 1, siklus 2. Selain nilai, data lain yang bisa dibandingkan antara lain angka-angka yang menunjukkan interaksi siwa dalam pembelajaran, hal ini dihitung dari berapa anak yang bertanya, menjawab pertanyaan, mempresentasikan hasil kerja, partisipasi kerja kelompok, menanggapi hasil kerja kelompok lain, membantu kesulitan siswa lain dan sebagainya.
Indikator dan Kriteria Keberhasilan
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam perbaikan pembelajaran diperlukan indikator. Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa yaitu dibuktikan dengan ketuntasan siswa dalam pembelajaran.
Siswa dinyatakan tuntas belajar jika tingkat pemahaman siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Jadi setiap siswa harus mampu menguasai materi kegiatan ekonomi minimal 75 %.
Indikator untuk pengamatan dalam pembelajara siswa di kelas ditunjukkan dengan indikator: Keaktifan, Kerjasama, dan Motivasi Belajar
Kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
85% dari jumlah siswa tuntas dalam belajar.
Pengamatan terhadap tiga indikator yakni keatifan, kerjasama, dan motivasi belajar mencapai lebih dari 85%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Prasiklus
Pembelajaran pada prasiklus dilaksanakan dengan metode ceramah dan penugasan mengerjakan tugas. Selama pembelajaran berlangsung masih banyak siswa yang pasif sehingga pembelajaran kurang menarik, berdasarakan hasil pengamatan keafktifan siswa dalam pembelajaran hanya bernilai 2, 55 dengan predikat cukup.
Sedangkan kerjasama yang ditunjukkan oleh setiap siswa masih terbilang rendah, siswa masih terlihat bermain sendiri sehingga jarang terlihat interaksi kerjasama antar siswa, hal ini mengakibatkan hasil pengamatan kerjasama siswa rendah mencapai 2, 72 dengan predikat cukup. Selanjutnya, dari segi motivasi belajar siswa juga terlihat rendah, karena keaktifan dan kerjasama rendah maka berakibat kepada motivasi siswa dalam pembelajaran, hal ini terlihat pada nilai pengamatan motivasi siswa yang menunjukkan nilai 2, 66 dengan predikat cukup. Jika hasil pengamatan tersebut dituangkan dalam sebuah grafik maka grafiknya sebagai berikut:
Gambar 4. Hasil Observasi Prasiklus
Materi pembelajaran difokuskan ke materi kegiatan ekonomi dengan indikator Menuliskan pengertian kegiatan ekonomi dengan tepat dan Menceritakan isi kegiatan ekonomi dengan tepat. Dikarenakan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa rendah maka berakibat kepada prestasi yang rendah pula. Hasil belajar diambil dari hasil evaluasi setiap akhir siklus dengan menggunakan instrumen Tes yang berisi 10 soal pilihan ganda.
Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa yang rendah dengan rata kelas 39, 31 dengan nilai tertinggi yakni 90 dan nilai terendah 0. Hasil tersebut sangat memprihatinkan diakarenakan materi kegiatan ekonomi ini menyangkut pada materi UAS, . Jika dituangkan dalam sebuah grafik per nilai maka sebagai berikut:
Gambar 5. Grafik Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Prasiklus
Berdasarkan grafik di atas maka dapat disimpulkan modus dari data tersebut adalah nilai yang kurang yakni berkisar antara 25 - 49. Siswa yang memenuhi KKM hanya 5 siswa (17, 24%). Hal tersebut yang akan diperbaiki oleh peneliti atau guru kelas dalam memperbaiki pembelajaran di kelas melalui siklus Penelitian Tindakan Kelas.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada siklus I ini menitikberatkan pada Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL). Selama pembelajaran berlangsung siswa sudah mulai aktif, sebagian siswa saling bertanya baik dengan guru maupun dengan teman sekelompok, saat pemaparan (Reflectin) tentang kegiatan ekonomi dilanjutkan curah pendapat sudah mulai muncul dan terlihat hidup sehingga nilai hasil pengamatan keaktifan siswa yang diperoleh adalah 3, 45 dengan predikat “baik”. Kemudian pengamatan dari segi kerjasama yang dilihat pada sesi Learning Community terlihat kerjasama yang solid antar anggota dalam kelompok itu, jika teman membutuhkan bantuan siswa yang lain segera sigam membantunya, observer melihat siswa senang dengan kerja kelompok tersebut, sehingga nilai kerjasama yang diberikan observer yakni 3, 31 dengan predikat “baik”.
Selanjutnya, pengamatan dilihat dari segi motivasi siswa, observer melihat siswa aktif dan kerjasama yang solid sehingga motivasi belajar siswa juga ikut meningkat, observer memberikan nilai rata-rata 3, 34 dengan predikat “baik”. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa sehingga peneliti merasa puas dengan pembelajaran yang dilakukan, jika disajikan dalam sebuah diagram maka sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Prasiklus
Berdasarkan grafik di atas maka dapat disimpulkan modus dari data tersebut adalah nilai yang kurang yakni berkisar antara 25 - 49. Siswa yang memenuhi KKM hanya 5 siswa (17, 24%). Hal tersebut yang akan diperbaiki oleh peneliti atau guru kelas dalam memperbaiki pembelajaran di kelas melalui siklus Penelitian Tindakan Kelas.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada siklus I ini menitikberatkan pada Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL). Selama pembelajaran berlangsung siswa sudah mulai aktif, sebagian siswa saling bertanya baik dengan guru maupun dengan teman sekelompok, saat pemaparan (Reflectin) tentang kegiatan ekonomi dilanjutkan curah pendapat sudah mulai muncul dan terlihat hidup sehingga nilai hasil pengamatan keaktifan siswa yang diperoleh adalah 3, 45 dengan predikat “baik”. Kemudian pengamatan dari segi kerjasama yang dilihat pada sesi Learning Community terlihat kerjasama yang solid antar anggota dalam kelompok itu, jika teman membutuhkan bantuan siswa yang lain segera sigam membantunya, observer melihat siswa senang dengan kerja kelompok tersebut, sehingga nilai kerjasama yang diberikan observer yakni 3, 31 dengan predikat “baik”. Selanjutnya, pengamatan dilihat dari segi motivasi siswa, observer melihat siswa aktif dan kerjasama yang solid sehingga motivasi belajar siswa juga ikut meningkat, observer memberikan nilai rata-rata 3, 34 dengan predikat “baik”. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa sehingga peneliti merasa puas dengan pembelajaran yang dilakukan, jika disajikan dalam sebuah diagram maka sebagai berikut :
Gambar 6. Hasil Observasi Siklus I
Pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien sehingga materi terserap oleh siswa sehingga hasil belajar siswa juga mengalami kenaikan yang signifikan. Hasil belajar diambil dari hasil evaluasi setiap akhir siklus dengan menggunakan instrumen Tes yang berisi 10 soal pilihan ganda. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa yang meningkat dengan rata kelas 68, 62 dengan nilai tertinggi yakni 100 dan nilai terendah 40. Hasil tersebut sudah meningkat 40% dari prasiklus. Hal ini sangat menggembirakan peneliti. Siswa merasa termotivasi karena melakukan pembelajaran yang menarik perhatian siswa. hasil belajar siswa dalam siklus I jika dituangkan sebuah grafik per nilai maka sebagai berikut:
Gambar 7. Grafik Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Siklus I
Berdasarkan grafik tersebut terlihat siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM paling dominan yakni 14 siswa, sehingga ketuntasan 68, 62%. kemajuan yang sangat memuaskan peneliti yakni tidak ada siswa yang mendapatkan nilai buruk. Dengan hasil belajar ini belum membuat peneliti puas dengan pembelajaran yang dilaksanakan karena nilai dibawah KKM yang ditetapkan peneliti yakni 75, sehingga masih ada 15 siswa yang kurang dari KKM. Untuk itu masih ada perbaikan dalam siklus selanjutnya.
Deskripsi Siklus II
Pembelajaran pada siklus II ini mengembangkan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) yang intensif. Selama pembelajaran berlangsung siswa sudah terlihat aktif, semua siswa saling bertanya baik dengan guru maupun dengan teman sekelompok, saat pemaparan hasil diskusi juga curah pendapat sudah terlihat hidup sehingga sehingga nilai hasil pengamatan keaktifan siswa yang diperoleh adalah 3, 79 dengan predikat “amat baik”.
Kemudian pengamatan dari segi kerjasama yang dilihat pada sesi diskusi kelompok terlihat kerjasama yang solid antar anggota dalam kelompok itu, observer melihat siswa senang dengan kerja kelompok tersebut, sehingga nilai kerjasama yang diberikan observer yakni 3, 72 dengan predikat “amat baik”. Selanjutnya, pengamatan dilihat dari segi motivasi siswa, observer melihat siswa sangat solid dalam kelompok sehingga motivasi belajar siswa juga ikut meningkat, observer memberikan nilai rata-rata 3, 69 dengan predikat “amat baik”. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa sehingga peneliti merasa puas sehingga tercapai target pembelajaran yang dilakukan. Jika disajikan dalam sebuah diagram maka sebagai berikut :
Gambar 8. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan diagram tersebut terlihat keaktifan belajar siswa terlihat yang paling dominan. Dari ketiga aspek pengamatan telah mencapai 90% jadi penelitian dinyatakan berhasil.
Pembelajaran difokuskan menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dengan materi kegiatan ekonomi. Pembelajaran berjalan dengan sangat efektif dan efisien sehingga materi terserap sempurna oleh siswa sehingga hasil belajar siswa juga mengalami kenaikan yang signifikan sesuai target. Hasil belajar diambil dari hasil evaluasi setiap akhir siklus dengan menggunakan instrumen Tes yang berisi 10 soal pilihan ganda. Hal ini terbukti dengan rata-rata hasil belajar siswa yang meningkat dengan rata kelas 87, 24 dengan nilai tertinggi yakni 100 dan nilai terendah 40. Hasil tersebut sudah meningkat dari siklus I. Hal ini sangat menggembirakan peneliti karena ketuntasan mencapai 85%, ada 2 siswa belum tuntas dikarenakan ketiga siswa tersebut kurang enak badan, selain itu kedua anak itu merupakan masuk siswa 5 terendah di kelas. Secara umum, siswa merasa senang dan termotivasi karena melakukan pengamatan di luar kelas. hasil belajar siswa dalam siklus II jika dituangkan sebuah grafik per nilai maka sebagai berikut:
Gambar 9. Grafik Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Siklus II
Berdasarkan grafik tersebut terlihat siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yakni 27 siswa atau 93%. Kemajuan yang sangat memuaskan peneliti yakni tuntas 85% atau mencapai KKM. Dengan hasil belajar ini pembelajaran yang dilaksanakan karena dinyatakan berhasil karena ketumtasan 85% sehingga sudah mencapai indikator keberhasil yang ditentukan yakni ketuntasan lebih dari 85%.
Pembahasan
Proses pembelajaran menitikberatkan pada pengamatan proses belajar mengajar yang dilakukan observer yakni keaktifan, kerjasama, dan motivasi siswa. ketiga aspek pengamatan itu terlihat meningkat dari setiap tahap atau siklusnya. Hasil perbandingan peningkatan observasi pembelajaran dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2. Data Peningkatan Hasil observasi pembelajaran
Hasil belajar diambil dari hasil evaluasi setiap akhir siklus dengan menggunakan instrumen Tes yang berisi 10 soal pilihan ganda. Hasil dari evaluasi setiap akhir siklus menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan. Hasil belajar prasiklus menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dengan nilai rata-rata 39, 31 hal ini dikarenakan peneliti belum menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL). Setelah menggunakan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) pada siklus I kenaikan hasil belajar menjadi 68, 62 dalam rata-rata kelasnya. Setelah penyempurnaan di siklus II ternyata mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 87, 24. Jika peningkatan itu dibuat grafik maka sebagai berikut :
Gambar 10. Grafik peningkatan Rata-rata hasil belajar siswa
Berdasarkan hasil berikut maka dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL). yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi pada siswa Kelas IV-B SDN Sidanegara 09 Tahun Pelajaran 2018/2019
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan temuan siklus I dan II dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penerapkan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) yang tepat dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tentang Kegiatan ekonomi pada siswa kelas V SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dengan hasil observasi di akhir siklus II aspek keaktifan mencapai 3, 79 (94, 83%), kemudian aspek kerjasama mencapai 3, 72 (93, 10%), dan aspek motivasi belajar mencapai 3, 69 (92, 24%).
Penggunaan Model Pembelajaran Contectual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tentang Kegiatan ekonomi di kelas V SDN Sidanegara 09 tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini terbukti dengan rata-rata belajar prasiklus yang hanya 39, 31 dengan ketuntasan 17, 24%, kemudian diakhir siklus I menjadi 68, 62 dengan ketuntasan 48, 28% kemudian pada siklus II menjadi 87, 24 dengan ketuntasan 93, 10%.
DAFTAR PUSTAKA
Angi St Anggari. 2017. Buku Siswa Kelas IV Kurikulum 2013 Tema Berbagai Pekerjaan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemdikbud
Elaine B. Johnson. 2009. Contectual Teaching and Learning. Bandung: MLC.
Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.
Mikarsa, Hera Lestari. 2007. Pendidikan Anak SD. Jakarta.Universitas Terbuka.
Nurhadi. 2009. Mengenal Lingkungan Sekitar Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Padmono. 1999. Penelitian Tindakan Kelas I. Surakarta: UNS
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wina Sanjaya. 2008. Pembalajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis akompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
BIODATA
N A M A : ANGGRAENY DWI R, S.Pd.
NIP : 19750513 199903 2 005
PANGKAT/GOL : Pembina/ IV A
UNIT KERJA : SD Negeri Sidanegara 09
Korwil Bidang Pendidikan Kec. Cilacap Tengah