Pantau KBM Tatap Muka, Anggota Komisi E DPRD Jatim, Budiono, Minta Sekolah Tiadakan Jam Istirahat

    Pantau KBM Tatap Muka, Anggota Komisi E DPRD  Jatim, Budiono, Minta Sekolah Tiadakan Jam Istirahat

    BOJONEGORO - Anggota Komisi E DPRD Jatim Budiono meminta pihak sekolah yang melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di masa pandemi Covid-19 meniadakan jam istirahat.

    Pasalnya, KBM tatap muka yang digelar sekolah SMA/SMK dan SLB ini untuk menghindari adanya kluster baru pandemi.

    Politisi ini menjelaskan bahwa jumlah siswa dalam kelas dibatasi maksimal sembilan siswa atau 25% dari jumlah siswa.

    "Hanya di batasi waktu 3 sampai 4 jam. Jadi, tidak ada jam istirahat, langsung pulang dan siswa harus membawa bekal sendiri dari rumah, " katanya saat ditemui di DPRD Jatim, Rabu (19/8).

    Bahkan angggota DPRD Jatim, Budiono juga menijau hari pertama uji coba KBM secara tatap muka bersama Bupati Bojonegoro, Anna Mu’awanah. Peninjauan dilaksanakan di tiga sekolah di kabupaten Bojonegoro.

    Peninjauan ini didampingi langsung oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Bojonegoro, Adi Prayitno, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro, Dandy Suprayitno.

    Ketiga sekolah yang dikunjungi yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bojonegoro, Sekolah Menengah Kejuaruan (SMK) Negeri 1 Bojonegoro dan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sumbang, Bojonegoro.

    Hasil pengamatan uji coba di Bojonegoro sangat antusias sekali karena sudah jenuh di belajar rumah. Kalau seumpama kita gerakkan semua, mereka pasti senang, orang tua juga senang karena mengurangi biaya dirumah. Tapi, kita meminta untuk dibatasi dulu selama 2 minggu kedepan.

    Budiono menuturkan bahwa dari hasil pantauan tersebut apa yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, pihak sekolah dan para siswa termasuk orang tua, sudah berjalan dengan baik dan cukup aman.

    “Setelah uji coba selama 2 minggu, kita akan evaluasi. Evaluasinya nantinya ada kluster baru atau tidak, kalau tidak ada kluster baru akan kita teruskan dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan, " paparnya.

    Sementara itu Ketua Komisi E DPRD Jatim Wara Sundari Renny Pramana mengungkapkan dari hasil monitor dan evaluasi pihaknya di masing-masing kota dan kabupaten di Jatim selalu ada penambahan dan klaster baru.

    Misalnya dari klaster dokter, klaster persekutuan doa, klaster perkantoran, oleh karena itu pihaknya berharap ada penundaan dulu untuk tatap muka KBM ini.

    ”Memang semua ada plus minusnya kalau sekolah mulai diberlakukan tatap muka. Harapan saya, perlu mendisiplinkan diri (siswa) hendaknya tidak ada istirahat sekolah, kantin juga sebaiknya belum dibuka, wajib bermasker, dan cara-cara pencegahan yang lain, ” ungkapnya.

    Jika saat ini sudah diberlakukan, sambung mantan ketua DPRD kabupaten Kediri ini, maka pihaknya berharap protokol Kesehatan benar-benar diterapkan di sekolah. Disiplin, wajib bermasker, tidak ada jam istirahat, kantin belum boleh buka dan bukan di ruang ber AC.

    Sebelumnya, Bupati Anna Muawana menyampikan bahwa kegiatan tersebut merupakan upaya pemerintah dengan membuat kebijakan, bahwa sekolah diuji coba untuk belajar dengan sistem tatap muka atau on class.

    “Sebelumnya, siswa dan orang tua diberi angket untuk memilih persetujuan pembelajaran metode luring atau daring, misal hanya 25% dari jumlah siswa dan kemudian juga ada persetujuan baik dari murid dan persetujuan dari orang tua murid yang setuju untuk dilaksanakan pembelajaran tatap muka atau on class, ” ujanya.

    Meski begitu, Bupati menjelaskan KBM tatap muka ini tetap bakal dievaluasi selama dua minggu kedepan, pastinya, guna menentukan keberlanjutan KBM tatap muka bisa dilanjutkan oleh sekolah lain apakah tidak.

    Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Bojonegoro, Adie Prayitno, mengatakan bahwa terkait dengan pembelajaran tatap muka terbatas di wilayah Bojonegoro tersebut adalah untuk menindak-lanjuti Surat Edaran Gubernur Jawa Timur, Nomor: 420/11350/101.1/2020, tanggal 9 Agustus 2020.

    Tentang Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka Terbatas untuk Jenjang SMA/SMK/SLB di Jawa Timur. “Ada tiga sekolah yaitu SMA Negeri 1 Bojonegoro, SMK Negeri 1 Bojonegoro dan SLB Negeri Sumbang Bojonegoro, ” ujarnya.

    Lanjut Adi, sebelum memberlakukan KBM tatap muka ini, pihaknya dan sekolah yang ditunjuk tersebut terus melakukan koordinasi dengan Kepala Daerah maupun Dewan Pendidikan dan stakeholder terkait guna mendukung KBM terbatas.

    Terpisah, Kepala SMKN 1 Bojonegoro Fatkhur Rohim mengatakan, siswa maupun orang tua sangat mendukung KBM tatap muka ini, bahkan berdasarkan angket yang di isi oleh siswa maupun orang tua hasilnya 90% setuju untuk pembelajaran melalui metode luring atau tatap muka.

    “Sekolah sudah menyiapkan dan memberlakukan protokol kesehatan secara ketat bagi siswa. Untuk siswa yang masuk dibatasi 25% dari jumlah siswa satu kelas atau setiap kelas rata-rata hanya diisi oleh 9 siswa, ” katanya. (***)

    JATIM
    Update

    Update

    Artikel Sebelumnya

    Bupati Bengkulu Utara, Ir. H. Mian, Bagikan...

    Artikel Berikutnya

    2022 Land Rover Defender - Capable and Utility

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Hendri Kampai: Jika Anda Seorang Pejabat, Sebuah Renungan dari Hati ke Hati
    Hendri Kampai: Indonesia Baru, Mimpi, Harapan, dan Langkah Menuju Perubahan
    Hendri Kampai: Buat Mobil Listrik Itu Jauh Lebih Mudah, Indonesia Pasti Bisa!
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Janji Manis di Bibir, Duri di Jalan Pendidikan
    Hendri Kampai: Koloni Ekonomi di Tanah Merdeka, Penjajahan Gaya Baru yang Menghisap Bangsa

    Ikuti Kami