Peran Mahasiswa Milineal Sebagai Kunci Peradaban Bangsa

    Peran Mahasiswa Milineal Sebagai Kunci Peradaban Bangsa
    Mahasiswa Respati Yogyakarta

    OPINI - Mahasiswa merupakan seorang pelajar yang dilatih dan terlatih untuk selalu kritis dalam menghadapi setiap persoalan yang ada. Di kampus mahasiswa di ajarkan untuk selalu sensitif dan melek pada setiap permasalah yang berkembang dan terjadi, mulai dari permasalah mahasiswa itu sendiri, organisasi, sosial, bahkan peradaban sebuah bangsa.

    Mahasiswa merupakan elemen penting dan memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan zaman dan kemajuan sebuah negara dan peradaban. Membahas tentang peradaban bangsa berarti juga menyinggung pelaku peradabannya. Dalam dinamika pradaban bangsa Indonesia tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiswa adalah salah satu pelopor pembangunnya. Kenapa demikian, karena ini merupakan bentuk peranan mahasiswa sebagai generasi garda terdepan yang akan menentukan bagaimana bangsa ini kedepannya.

    Mahasiswa Milenial

    Menurut Wikipedia, generasi muda saat ini atau sering juga disebut “Generasi Y” atau “Milenials” adalah kelompok orang yang lahir setetelah Generasi X, yaitu orang-orang yang lahir pada kisaran tahun 1980-2000. Jika diperhitungkan berarti Generasi Milenials adalah orang – orang yang saat ini berumur pada 17-37 tahun.

    Tentunya jika kita perhatikan pelajar atau mahasiswa saat ini sudah dipastikan termasuk dalam Generasi Milenials atau Mahasiswa Milenial. Di Indonesia sendiri tercatat ada 81 juta yang merupakan generasi Milenials dari jumlah 255 juta penduduk yang telah tercatat. Jadi jika anda seorang pengajar, dosen atau akademika kampus, tentu anda harus faham tetang istilah milenial, karena mahasiswa anda saat ini adalah generasi milenial atau yang disebut: Mahasiswa Milenial.

    Peranan Mahasiswa Milenial

    Sebagai titik tertinggi, mahasiswa harus memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap masalah apa yang dihadapi dan sedang terjadi di masyarakat, kemudian menyampaikan pendapatnya dan turut berpartisipasi atau terjun langsung dalam mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga dengan melakukan hal tersebut sebagai mahasiswa juga turut berperan dalam perkembangan peradaban di masa yang akan datang. Mahasiswa milenial memiliki perananan sangat vital yang akan menentukan bangsa ini ke depannya. 

    Peran mahasiswa paling dibutuhkan, karena mereka adalah ujung tombak perubahan yang peduli terhadap bangsa maupun daerahnya, seperti yang pernah dikatakan oleh Soekarno “Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat merubah dunia”.

    Baca juga: Daring Bikin Resah

    Oleh sebab itu, mahasiswa sangat berperan penting di era milenial saat ini. Mahasiswa sebagai pilar dari kaum muda sekaligus generasi pencetus harus menaruh perhatian lebih terhadap kondisi yang terjadi saat ini sebagai agen perubahan/Agent of Change, penjaga nilai/Guardian of Value, kontrol social/Social Control, kekuatan moral/Moral Force dan penerus bangsa/Iron Stock.

    Agen Perubahan

    Sebagai agen perubahan, mahasiswa milenial diminta bangkit dari tidur panjangnya untuk membakar kembali semangat mudanya dalam membangun bangsa. Mahasiswa merupakan garda terdepan perubahahan terhadap isu-isu sosial dan kebijakan pemerintah dimana juga mahasiswa diharapkan mampu menyampaikan aspirasi, memberikan pendapat dan pertimbangan solusi untuk memperbaiki kondisi sosial politik saat ini.

    Peran mahasiswa dalam masyarakat dikenal sebagai agent of change (agen perubahan). Mahasiswa merupakan penggerak perubahan ke arah yang lebih baik. Melalui pengetahuan, ide, dan keterampilan yang dimilikinya, mahasiswa bisa menjadi lokomotif kemajuan.

    Peran mahasiswa milenial juga memiliki andil untuk membawa upaya-upaya perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan tersebut dapat diupayakan dengan bermodal pengetahuan, keterampilan, maupun gagasan-gagasan yang kreatif.

    Upaya yang dilakukan tersebut tak hanya terbatas pada perihal sosial politik, dibidang ekonomi pun perlu dilakukan upaya perubahan agar kehidupan masyarakat lebih makmur dan sejahtera.

    Sikap sebagai agen perubahan memiliki visi misi yang jernih, gigih mencapai target, memiliki sikap kritis dan analitis, memiliki pengetahuan kepemimpinan dan bisa menjadi contoh, serta memiliki ‘trust’ yang kuat di hadapan orang-orang yang ada di sekitarnya.

    Mahasiswa dengan segala karakter ‘milenialnya’ tetap dituntut memiliki kriteria seperti di atas jika ingin melakukan perubahan kehidupan sosial dan masyarakat, terlebih yang terkait dengan kehidupan bernegara.

    Penjaga Nilai

    Mahasiswa milenial berperan sebagai Guardian of value atau penjaga nilai-nilai kemasyarakatan. Mahasiswa yang menyandang identitas kewarganegaraan bangsa Indonesia harus mampu menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang terdapat dalam tubuh indonesia itu sendiri. Seperti menjunjung tinggi nilai cinta tanah air, menjaga kearifan lokal, adat istiadat serta melestarikan sumber daya alam. 

    Hal itu dapat dipraktikan mulai dari hal-hal yang paling sederhana yaitu dengan mencintai produk-produk buatan dalam negeri, membanggakan keragaman budaya yang dimiliki Indonesia, hingga sampai kepada sikap tidak terpengaruh dengan praktik westernisasi yang kebarat-baratan yang dapat melunturkan jati diri seorang mahasiswa sebagai bangsa Indonesia.

    Nilai luhur dan mulia perlu selalu dilindungi. Mahasiswa berada di garda terdepan untuk menjaga nilai-nilai baik seperti kejujuran, gotong-royong, empati, dan keadilan. Saat nilai - nilai luhur itu diguncang, mahasiswa akan bergerak untuk melindunginya.

    Kontrol Sosial.

    Mahasiswa milenial berperan sebagai social control harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Sebagai sosial control mahasiswa milenial perlu mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan memberikan solusi untuk menyelesaikan jika terjadi suatu masalah.

    Di zaman seperti saat ini, mahasiswa milenial dituntut kritis dan peka terhadap lingkungannya selalu mengerti dengan hal apa yang terjadi dalam masyarakat. Sebagai mahasiswa harus sadar bahwa di kampus bukan hanya untuk menimba ilmu, tetapi mahasiswa juga harus berfikir bisa memberikan sesuatu hal yang lebih bermanfaat untuk kampus dan lingkungan masyarakat dengan turut ikut andil dalam melakukan kegiatan sosial dan perubahan lingkungan yang lebih baik.

    Kontrol Sosial.

    Mahasiswa milenial berperan sebagai social control harus memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Sebagai sosial control mahasiswa milenial perlu mengamati perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat dan memberikan solusi untuk menyelesaikan jika terjadi suatu masalah. Di zaman seperti saat ini, mahasiswa milenial dituntut kritis dan peka terhadap lingkungannya selalu mengerti dengan hal apa yang terjadi dalam masyarakat.

    Sebagai mahasiswa harus sadar bahwa di kampus bukan hanya untuk menimba ilmu, tetapi mahasiswa juga harus berfikir bisa memberikan sesuatu hal yang lebih bermanfaat untuk kampus dan lingkungan masyarakat dengan turut ikut andil dalam melakukan kegiatan sosial dan perubahan lingkungan yang lebih baik.

    Kekuatan Moral

    Mahasiswa milenial sebagai “Moral Force” berperan sebagai kekuatan moral. Gelar Moral Force ini diberikan kepada kita sebagai mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk negeri. Mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam berperilaku.

    Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaiaan, cara bersikap dan sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik. Semua acuan itu harus kita perbaiki agar kita memiliki moral yang baik, bukannya moral yang buruk. Disinilah kita dituntut untuk keintelektualan kita dalam kekuatan moral kita di kalangan masyarakat. Maka dari itu kita tunjukkan kepada masyarakat bahwa kita adalah mahasiswa-mahasiswa yang memiliki moral yang baik.

    Mahasiswa adalah kaum intelektual. Sebagai kaum intelektual, perihal kecerdasan bukanlah satu-satunya yang dituntut. Ada hal yang paling prinsipal dan diutamakan, yaitu tentang bagaimana bertingkah laku, bermoral, dan bertata krama. Oleh karena itu, mahasiswa sebagai penyandang status kaum intelektual haruslah mengedepankan norma sosial yang agar dapat menjadi teladan dalam masyarakat.

    Penerus Bangsa

    Mahasiswa adalah orang yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi, yang dianggap sebagai kaum terdidik dan intelektual bagi masyarakat. Tentunya, mahasiswa memiliki tanggung jawab dan amanah yang besar terhadap masyarakat di sekitar, karena mahasiswa adalah bagian dari masyarakat.

    Sebagai mahasiswa milenial yang memiliki kemampuan dalam berbagai bidang keilmuan, maka tidak pantas baginya mementingkan diri sendiri tanpa berkontribusi terhadap bangsa dan negara. 

    Mahasiswa milenial berperan sebagai iron stock atau penerus bangsa. Mahasiswa adalah penerus bangsa. Di pundak mahasiswa masa depan bangsa Indonesia ditentukan. Mahasiswa berkualitas baik, maka diharapkan masa depan bangsa pun akan lebih maju.

    Sebagai penerus bangsa yang memiliki tingkat intelektual, mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam memberikan perubahan yang berarti, terhadap kemajuan Indonesia. Tentunya perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif. Lebih jelasnya, mahasiswa sebagai penerus bangsa mempunyai arti bahwa mahasiswa sebagai aset, harapan, juga penerus bagi bangsa di masa depan.

    Mahasiswa sebagai iron stock sudah seharusnya mempersiapkan diri sebagai garda terdepan untuk melakukan perubahan, dengan cara meningkatkan kualitas juga menambah pengetahuan. Pengetahuan yang meski ditingkatkan termasuk segi keprofesian ataupun kemasyarakatan. Mahasiswa merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh negara. Bagaimana nasib bangsa di masa kemudiannya bergantung pada kualitas mahasiswa yang dimiliki oleh suatu bangsa.

    Oleh karena itu mahasiswa dituntut untuk terus memperkaya wawasan dan meng-upgrade citra diri agar peradaban bangsa dapat bergerak kearah yang lebih maju. Dengan mempersiapkan hal itu, tentunya mahasiswa akan mampu dan bisa menjadi generasi penerus sesuai dengan harapan bangsa.

    Diharapkan mahasiswa milenial dapat meningkatkan dan menggali lebih giat lagi pengetahuan yang nantinya akan berguna bagi nusa dan bangsa dan akan berguna bagi perkembangan zaman yang semakin meningkat disetiap tahunnya. Mahasiswa milenial harus lebih fokus dalam mempelajari era digital yang berkembang pesat sekarang ini dan harus mampu bersaing secara kompeten dengan yang lainnya.

    Mahasiswa milenial juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan teknologi pada masa kini dan akan datang dengan salah satunya cara harus lebih rajin mencoba dan mencari cara baru untuk mengembangkan teknologi yang sudah ada maupun menciptakan teknologi baru yang berguna bagi perkembangan peradaban bangsa.

    Mahasiswa milenial harus berperan aktif dalam banyak hal, teknologi yang selalu hadir setiap waktu memberikan kemudahan dalam interaksi sosial dan mengadopsi pengetahuan secara real time. Globalisasi menghadirkan modernisasi, kecanggihan teknologi di zaman milenial turut memberikan perubahan yang signifikan bagi kehidupan masyarakat sosial yang sekarang ini menjalani kehidupan serba praktis dan efisien.

    Kini saatnya, mahasiswa milenial harus memiliki kemauan untuk bangun dari mimpinya. Peradaban bangsa ini tidak sedang menunggu waktu tetapi sedang berpacu dengan waktu. Persaingan terbuka antar lintas negara sudah berlangsung dan mahasiswa milenial (kaum intelektual) harus bisa menjadi tameng untuk negeri sendiri demi peradaban bangsa yang lebih baik ke depannya dan mampu untuk mengaktualisasikan jati diri di mata dunia.

    Agar perjuangan yang dirangkai mulai dari teriakan kata “merdeka” dari semangat juang para pendiri bangsa sampai memasuki gerbang reformasi tidak hanya sebagai catatan sejarah. Justru dari perjuangan-perjuangan yang telah dilalui itu adalah awal dari peradaban bangsa baru yang harus terus diperjuangkan.

    Penulis: Candra Purnama

    Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Respati Yogyakarta

    mahasiswa milenial candra purnama
    Updates.

    Updates.

    Artikel Sebelumnya

    Menuju World Class University, Rektor Universitas...

    Artikel Berikutnya

    Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar

    Berita terkait